Langsung ke konten utama

Konsep Piramida Terbalik Dalam Penerapan Politik Transaksional Sang Elite Oligarki


Penerapan Politik transaksional dalam sistem demokrasi saat ini sukses melahirkan sistem oligarki dengan pola efek Piramida terbalik dalam kehidupan masyarakat. 

Konsep Piramida terbalik dalam kehidupan, merupakan kamuflase yang di ciptakan para elite oligarki sebagai penopang kepentingan rakyat, bukan sebaliknya. 

Padahal dalam kenyataannya Oligarki tidak pernah diciptakan melainkan hanya untuk mempertahankan kekayaan, memperluas kekuasaan dan menjalankan kepentingan para elite nya. 

Politik transaksional dalam fungsinya berlahan akan membuat jaringan, mencengkram dan menggerus sistem demokrasi sehingga lingkaran oligarki akan lebih leluasa menjalankan kepentingan para elite nya. 

Untuk itu kita perlu mengetahui lebih dalam tentang Politik transaksional, atau yang lebih sering di sebut dengan penerapan sistem perdagangan politik, dalam kata lain tukar-menukar jasa(kepentingan). 

contoh sederhananya adalah sulitnya orang-orang yang memiliki kompetensi di luar lingkaran oligarki untuk bisa menang dalam sebuah kontestasi politik. 

Penerapan Politik transaksional akan mengakibatkan rakyat hanya dijadikan sebuah alat oleh sekelompok elite untuk mengejar kepentingan dan kekuasaan oligarki semata. 

Dampak buruknya lagi adalah banyaknya posisi-posisi penting dalam suatu organisasi/pemerintahan yang diisi oleh orang-orang yang mungkin saja tidak kompeten dan layak.

Namun karena ia berada di lingkaran kekuasaan, sehingga ia akan mudah mendapatkan jabatan tertentu untuk bisa menjalankan kepentingan yang di titipkan oleh elite oligarki. 

Sudah saatnya kita berpikir kritis-reflektif untuk melawan oligarki karena negara kita menganut demokrasi, Sehingga akan sangat sulit membayangkan apabila menjalankan sistem demokrasi tanpa mengutamakan kepentingan rakyat.

Atau Sebaliknya, menjalankan sistem demokrasi tapi hanya untuk menguntungkan kelompok elit tertentu saja. 

Jika ini terjadi maka akan menjelma menjadi 'anomali' karena sesungguhnya kekuasaan tertinggi harus berada di tangan rakyat (dari rakyat untuk rakyat). 

bukan kekuasaan berada di tangan para pejabat ataupun kelompok oligarki politik yang hanya menjadikan rakyat sebagai budak kekuasaan mereka (karena rakyat lahir penjahat).


Urang Habang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Politik Pencitraan dalam sistem Demokrasi yang Kebablasan

Politik pencitraan (imaging policy) atau pencitraan politik (political imaging), memang menjadi sebuah trend politik yang sedang berkembang di Indonesia, sejalan dengan perkembangan demokrasi yang ada saat ini.  Hal itu telah mendorong lahirnya rintisan studi ilmiah di Indonesia tentang politik pencitraan atau pencitraan politik di perguruan tinggi, baik sebagai bagian dari ilmu politik, maupun ilmu komunikasi, dan komunikasi politik.  Meskipun demikian, citra (image), strategi, dan proses pembentukan citra (pencitraan) itu pada hakikatnya telah lama ditemukan dalam studi komunikasi, seperti studi retorika, propaganda, public relations, pemasaran, dan periklanan, yang bertujuan memperoleh dukungan opini publik.  Peranan opini publik itu sangat strategis dalam kehidupan politik di negara demokrasi, karena opini publik merupakan kekuatan politik yang penting. Politik pencitraan atau pencitraan politik berkaitan dengan pembuatan informasi atau pesan politik oleh ...

Terasing di Negeri Sendiri

Sebuah ilustrasi dari kondisi kehidupan saat ini, cukup miris dan tragis. Tak banyak orang yang menyadari setiap perkembangan sebuah daerah pasti akan memiliki dampak positif dan negatif tentu bagi sebagian orang itu lumrah, tapi disinilah titik balik kehidupan sebenarnya.  Besar sekali harapan bagi para Pribumi akan hidup lebih baik dengan adanya perubahan suatu daerah, yang dulunya hanya sebatas, dusun, kampung, atau desa nantinya akan menjadi kecamatan, bahkan kota.  Pembangunan diharapkan akan menopang ekonomi masyarakat tersebut, sehingga mereka bisa hidup dengan lebih layak dan sejahtera. Tapi kadang sebaliknya, bukan kesejahteraan yang di dapat tapi perkembangan merampas lahan dan mata pencarian mereka, dan tak jarang terkadang membuat mereka terusir dari tanah yang telah membesarkan mereka.  Hal tersebut terjadi karena rakusnya para penguasa dan pengusaha yang tidak akan pernah berhenti berusaha menguasai apa saja yang memiliki potensi di daerah tersebut tanpa mem...